counters

Maafkan aku yang dulu Pacaran, Sekarang Ta'arufan

Bismillaahirahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum wr.wb

Kepadamu duhai calon imamku, (lagi-lagi) aku bertanya apa kabar engkau disana?. Semoga engkau tidak bosan membaca suratku ini. Dan juga semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepadamu dan keluargamu di sana. Ibumu  tersayang semoga makin sayang kepadamu, ayahmu terhebat semoga makin hebat mengajarkanmu bagaimana menjadi seperti beliau,kakak-kakakmu yang baik ataupun adik-adikmu yang lucu semoga mereka semua semakin sayang padamu. Entahlah, engkau anak ke berapa dari berapa bersaudara. Do’aku selalu menyertai kalian. Semoga Allah mencintai kalian.

Dan calon imamku, mudah-mudahan dengan kekuatan iman dan taqwamu, engkau masih senantiasa meniti kehidupan ini dengan penuh kesabaran, kesyukuran dan kebahagiaan yang agung, serta tentu sesuai harapanku engkau selalu menjaga kesucian dan hatimu seperti pesan-pesanku waktu lalu. Di sini, Alhamdulillah kabarku baik sehat wal ‘afiat. Apakah kau (juga) menanyakan kabar hatiku? :) Kalau iya, ayo dibaca sampai tuntas yaa. ;)

Calon imamku, saat ini aku masih terus dalam proses perbaikan diri. Do’akanlah aku, wahai calon imamku. Do’akan agar aku istiqamah di jalan ini. Do’akan agar aku bisa menjaga kesucian hati dan hingga kelak kau datang menjemputku. Dan aku juga berharap kau disana juga sedang memperbaiki diri, menjaga kesucian hati dan dirimu. Karena aku pun cemburu, aku cemburu jika membayangkan calon imamku kini tengah memikirkan wanita lain. Aku pun cemburu, aku cemburu jika membayangkan calon imamku kini tengah mengobrol, akrab, bercanda, tertawa, saling merayu, saling memandang dengan wanita lain. Aku pun cemburu, aku cemburu jika membayangkan calon imamku kini tengah membayangkan masa depannya bersama wanita lain. Dan bukan hanya aku yang cemburu, Allah pun akan cemburu jika pada saat ini engkau berada dalam keadaan seperti yang aku bayangkan. Maka, marilah kita sama-sama memperbaiki diri kita, duhai calon imamku. Dan aku pun akan berusaha menguatkan imanku,menjaga hatiku, dan menaikkan kualitas diriku. Menaikkan kualitas diriku tuk menjadi wanita pendidik yang baik dalam mendidik buah hati kita kelak. :)

"Al Quran Menjawab" (Jangan Mengeluh dan Jangan Gelisah)

Kita selalu bertanya dan Al Qur'an sudah menjawabnya:



1. KITA BERTANYA:  MENGAPA AKU DIUJI?

QUR'AN MENJAWAB:

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."


[Surah Al-Ankabut ayat 2-3].


2. KITA BERTANYA: MENGAPA UJIAN SEBERAT INI?

Kamu yang Nantinya Jadi Masa Depanku. Maukah Menerima dan Memaafkan Masa Laluku, Seburuk Apapun Itu?

Masa lalu adalah urusan perasaan. Masa depan itulah baru urusan pemikiran.
Pidi Baiq
Ini bukan sebuah pengakuan dosa atau penyesalan. Aku menulis ini sebagai upaya mengais ketulusanmu agar kelak tak perlu ada kekecewaan. Sadar dengan segala kekurangan, aku terlalu khawatir jika kamu menyimpan masa laluku sebagai beban di pikiran. Padahal harapanku tak jauh berbeda dengan kutipan di atas, aku ingin masa depanlah yang bertahta di sana dan perihal masa lalu cukup kau biarkan tuntas.

Karena setiap orang pasti pernah khilaf. Maukah kamu dengan tulus memberi maaf?

semua pernah khilaf via tinybuddha.com

Di masa lalu, kebebasan mutlak yang aku pilih untuk diriku sendiri, membuatku kadang tak mengingat norma lagi. Bisa saja aku dulu seorang gadis urakan yang melakukan banyak hal di luar batas kewajaran. Bagaimana kalau aku dulu pernah mencuri hanya untuk sekedar menyenangkan diri? atau bagaimana kalau aku perempuan yang tak virgin lagi?
Bagaimana pun masa laluku, percaya lah segala keburukan itu sudah jauh aku tinggal di belakang. Aku yang sekarang bukan lagi aku yang dulu. Karena itu, aku memberanikan diri untuk memintamu bukan sekedar menerima tapi juga memaafkannya. Mungkin sulit, tapi bisakah kamu mengusahakannya.

Sederhanakan

Percakapan dengan dua orang sahabat karib petang ini membuat saya menyadari seuatu tentang kehidupan. Bahwa sebenarnya yang harus saya lakukan adalah menyederhanakan kehidupan ini.
Mereka bilang saya keras kepala, tipikal perempuan yang selalu gak mau kalah, apalagi ketika saingan sama lawan jenis. Hal itu didukung oleh sifat mandiri yang berlebihan, aktif yang terlalu keaktifan, membuat saya seolah terlihat strong walau hati sebenarnya mudah rapuh. Membuat hati yang ingin mendekati menjadi ragu, sebab saya terlalu complicated.
Ini yang paling saya sukai, percakapan dengan lawan jenis. Di sini mereka tidak terlalu memikirkan perasaan ketika berpendapat, jujur-apa adanya. Mereka menganalisis, sebab apa yg membuat saya masih sendiri sampai saat ini. Cukup banyak dan harus saya akui benar2 mengena. Mereka benar.
Kuncinya adalah menyederhanakan. Jika saya terlalu sering mengexpose bagaimana saya bergaul dengan mayoritas lawan jenis, sederhanakanlah dengan memilih mana yg benar2 teman baik dan cobalah untuk berteman baik dengan sekumpulan perempuan.

Rasa Hati

Jum'at berkah banget aku masih bisa diberi banyak kesibukan,, masih diperhatiin sama Allah intinya mah.. hahaha emang Allah sayang aku dan kita semua sob.
Jumat ini aku cuma pengin memberikan sepenggal kata-kata, secarik pesan tak bernyawa, untuk kita semua kali ini aku akan membicarakan tentang Rasa Hati, kita mungkin pernah bertanya pada diri atau kita sering curhat pada diri sendiri, dan ini adalah bagian dari yang pernah aku alami, dan aku coba buat dalam sebuah bait puisi untuk kita semua…

RASA HATI
Terkadang Ketika rasa sedih menghampiri...
Dada ini terasa sesak dengan amarah,
Bahkan terkadang Air mata berlinang tanpa diundang,
Pandangan seakan menerawang jauh merantas sampai titik nol tak bertepi
Yang kurasa hanya Sunyi...sepi...hampa...dalam diri
...bagai berjalan tak menapak...
...melangkah tanpa arah...
Benci dan dendam bergemuruh bak ombak menerjang

Intro dan ini tentang arti sebuah pilihan H I D U P

“…apabila cinta memanggilmu… ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, apabila sayapnya merangkummu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…

“Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini… pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang”
Bukankah puisi diatas terlalu berlebihan?? atau cinta memang benar begitu. Lalu bagaimana seharusnya? Haruskah kita berkorban perasaan, waktu , tenaga dan pikiran kepada orang yang kita cintai dan mengabaikan kepentingan diri kita? Apakah dengan menikah berarti kita telah mempunyai dan merasakan cinta?

BeautifuLombok Part 1

Rasanya masih seperti gak percaya kalo aku baru saja pulang dari libur akhir tahun 2015.
Iyah kaya mimpi, gak nyangka bisa nyampe nyebrang pulau, sampe 2 kali nyebrang.

Inikah nekat yang menyenangkan hehehe
Semuanya berawal ketika aku kepo ama brosur ke Rinjani dapat bonus Gili Trawangan sama Rafting di Ayung Bali. Iyah  aku kepoin Bang Riri, trus akhirnya DEAL buat ikut. Ya itung-itung ngerapel liburan ku selama 1/2 tahun. Ya itulah aku yang nekat tapi penuh perhitungan (la piye jal).

Nyaris Batal
Pas denger gunung Anak Baru Jari erupsi sempet prustasi, bingung, campur aduk udah kaya es teler campur sop buah dah pokoknya. Dan aku pun terus berdoa semoga pas akhir tahun statusnya berubah jadi double (loh ko double) maksudnya jadi aman damai. Bukannya berdoa biar merubah status di KTP malah berdoa cuma buat Anak Baru Jari. Nunggu bulan Desember aja udah kaya nunggu lamaran (hahahaha, deg degan euy). Sampai akhirnya Allah SWT mengabulkan doa saya. Alhamdulillah. Barakallah, Syafakallah ya Anak Baru Jari udah sembuh dari erupsi.

Berangkat Telat (24 Desember 2015)
Udah siapin carrier, udah siapin bekal, udah siapin mental, udah minta do'a restu, eetdah ternyata pas mau berangkat masih aja di tryout nih, busnya kena macet di Bekasi, katanya ga bisa jalan (apa jangan2 dihadang ama si Wahyu nih, dia pasti pengin aku gagal liburan, xixixi). Padahal nih kalo menurut itungan aku tu bisa nyampe Pemalang jam 3 sorean tapi telatnya bisa panjang banget. Jam 10 malem udah standby aja nih di pos polisi, mana pake celana doreng (udah kaya mau operasi aja). Dan bis nya datang jam 11 malam waktu Indonesia bagian jam tangan ku.