Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu
akbar. Rasanya tenang dan tentram sekali pikiran dan perasaan yang
sebelumnya semrawut bak benang kusut.
Astaghfirullah….
Masya Alloh….. atas segala apa yang aku pikir dan rasa sebelumnya
hingga konflik kecil tersebut terjadi antara aku dan dia.
Sungguh
ya Rabb, dari hati yang paling dalam sebenernya daku ikhlas saja dan
rela bila dilangkahi. Daku jadi inget waktu pertama kali dia
mengutarakan keinginannya jika saja dia menikah duluan. dengan spontan
aku bilang, ” ya, gapapa.” enteng banget jawabnya. dan jawaban tersebut
keluar tanpa pikir panjang. tanpa memikirkan perasaan sendiri. Entah,
apa karena daku begitu naifnya, atau begitu besar dan lapangnya hati,
entahlah…… serasa ga masalah. Bahkan saat itu keluargaku yang bersikeras
melarang, bahwasanya harus kakak pertama yang duluan menikah. tidak
boleh dilangkahi. klo dilangkahi nanti si kakak akan begini akan
begitu…. yang membuat aku ga tahan dengernya. karena begitu
takhayul….tapi cukup menakutkan juga. lalu, apa yg terjadi kemudian??
daku nangis. daku nangis karena mereka malah melarang seorang yang
hendak menikah. padahal nikah itu ibadah. ditambah malam itu, sebenernya
daku sama sekali ga bermaksud bicara menggurui mereka, tapi sekedar
basa-basi tentang keinginan adik tersebut. tapi dari keluargaku rupanya
tidak mendukung. Hatiku sedih saat itu. langsung saja masuk kamar.
sambil menangis sejadi-jadinya. menangisi adik yang terhalang
keinginannya utk menikah. hanya karena daku. saat itu aku membayangkan
betapa sedihnya jika saja aku yang dihalang2i utk menikah. jadi, daku
pun tak mau menghalanginya. Beberapa saat kemudian mereka sepertinya tau
klo aku sedih. mereka langsung ke kamarku, dan bilang jangan terlalu
dipikirin keinginan dia tersebut. nikah ga semudah yg dia bayangkan.
begitu beliau berkata. dari sini sepertinya sudah terjadi
missunderstanding. salah paham. sepertinya mere mengira klo aku sedih
karena adik yg berkeinginan melangkahi, padahal saat itu tidak sama
sekali. dan sepertinya mereka tidak mau aku dilangkahi karena khawatir
dengan perasaan ku nantinya. padahal………perasaanku tidak seperti yg
mereka pikir saat itu.
Namun,
setelah waktu berganti….. hatiku gak karu-karuan. condong entah kemana.
sepertinya pikiran dan perasaanku seperti di awal, berangsur2 berubah.
terkontaminasi. aku jadi kemakan omongan orang2 di luar. yang berkata
ini itu, begitu menakutkan. pandangan mereka begitu membuat aku seperti
terhipnotis. aku pun gamang hingga kemudian berubah pikiran. Yang pada
awalnya, aku tak permasalahkan bila dilangkahi, akhirnya aku tegaskan
padanya kalau hati ini belum 100% menerima dengan rela dan ikhlas.
Padahal, jujur saja hati kecil yg paling dalam ini ga bisa
dibohongi…sebenernya aku rela pada dasarnya, tapi entah kenapa aku
seperti buta. Bukankah aku tau…. kalau itu hanya mitos, kepercayaan dan
bentuk takhayul orang2 zaman dulu, yang tidak sesuai dengan syariah
islam, tidak pernah Alloh dan RasulNya mengajarkan demikian, bahwa anak
pertama harus menikah terlebih dulu daripada adiknya. Bukankah urusan
jodoh Alloh yang mengatur? semuanya akan berjalan sesuai skenarioNya.
Tapi hal2 tersebut tetap saja tidak melunakan hati ini. hati ini begitu
keras membatu, panas, ingin menangis saja klo mengingatnya. Berat sekali
rasanya untuk menerima semua ini. Jika andai hal tersebut harus
terjadi.
Dan akhirnya,
setelah pergulatan panjang…… setelah aku mencoba berusaha untuk
menyingkirkan egoku sendiri, aku pun bisa berpikir lebih dewasa dan
bijaksana. berpikir tanpa penuh emosi. berpikir yang rasional dan sesuai
tuntunanNya. Tentu saja aku meminta fatwa hati ini. hati kecil yang
paling dalam yang ga bisa aku bohongi. Dan pada akhirnya, insya Alloh
aku tau jawabannya….. lega sekali rasanya sekarang, tanpa beban, tanpa
emosi yang membuncah-buncah, dan berharap semoga tetap istiqomah dengan
pendirian ini.
Wahai
adik…. Insya Alloh aku izinkan kau mendahuluiku dalam menggenapkan
separuh dienmu. Tidak akan aku halangi. Karena aku tak berhak mengatur2
kapan kau bertemu dengan bidadari hatimu. Karena Allohlah yang berhak
mengatur semua itu. Doakan, semoga kakakmu ini bisa segera menyusulmu.
Bisa dimantapkan hati untuk berani melangkah menuju masa depan yang
penuh berkah.
wallahua’lam
No comments:
Post a Comment