Hidup siapa yang tak ingin bahagia, lalu kenapa harus ada penyesalan dalam tulisan ini?
Saya selalu percaya bahwa setiap diri ini sudah mempunyai takdirnya masing-masing yang tertulis dalam Lauhul Mahfudz, dan takdir itu sudah versi terbaik dari Allah untuk kita. Sekalipun itu penderitaan yang menurut kita seperti tak berujung. Seperti firman Allah yang bunyinya kalau saya ga salah intinya bisa jadi kita menyukai sesuatu padahal sesuatu itu tidak baik untuk kita dan sebaliknya dimana kita membenci suatu hal justru itu yang terbaik untuk kita.
Saya percaya Allah itu sayang kepada umatnya, hanya saja bentuknya tergantung persepsi kita. Di mata orang lain mungkin sesuatu itu adalah sebuah penderitaan tapi bagi kita yang menjalani merasa ridho dengan yang terjadi tentu kita tidak tahu.
Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil adalah kebahagian bagi orang Indonesia kebanyakan, apalagi bagi keluarga menengah kebawah. Keluarga saya memang bukan keluarga berada, bukan pula berada di bawah garis kemiskinan, hanya pas di garis saja. Eh! becanda ding...