Pendakian Gunung Slamet Via Jalur
Cemara Sakti Pulosari Pemalang
Disambut hijaunya tomat dari perkebunan
warga
Jalan setapak yang menanjak
Diiringi tingginya pinus yang
mengaret pada batok kelapa
Bunga pinus kering pun begitu
cantik dimataku ketika tak kutemui mawar di jalan setapak
Nyanyian alam suara angin di tengah pohon pinus rasanya
syahdu sekali, tapi akan seram kalau cuma sendirian disini
Lambaian tanaman mirip tebu mulai
menyambut perjalanan kami
Diikuti tanaman perdu berbunga
ungu yang mulai menutupi jalur jalan setapak
Perjalanan terus menanjak dan
bonus pun belum datang
Setelah Pos 1 Telaga jalanan
masih saja menanjak dan kali ini kami diikuti tanaman perdu berbunga putih yang
masih saja menutup jalan setapak lalu diikuti tanaman perdu jelantang yang
sakti.
Jelantang yang menyengat bak
jarum, sensasinya seperti digigit semut, konon bisa menyembuhkan pegal-pegal.
Angin kian syahdu menyelimuti
tubuh yang berkeringat dan masih enggan berjaket karena perjalanan masih
panjang.
Menuju pos 5 angin kian syahdu
memeluk tubuh hingga tulang dan tak sanggup rasanya bila tak mengenakan jaket.
Pukul 20.15 WIB Istirahat sejenak
di pos 5 jalur cemara sakti ditemani segelas teh tawar dan sepiring mie instan
rasa ayam bawang untuk berdua saja rasanya sudah nikmat sekali. Ini moment yang
kadang bikin rindu kalo digunung. Yaa sebenarnya ini ga sehat dan ga
recommended banget kalau mendaki makan mie instan.
Berharap bisa tidur nyenyak
dengan sleeping bag ternyata hanya impian, pukul 02.30 dini hari angin syahdu berubah
layaknya seorang wanita sedang PMS, jadi serem anginnya dan sangat dingin
membuat kami berdelapan yang berencana summit pukul 04.00 jadi Mager alias
males gerak.
Gagal bangun pagi, jadilah bangun
jam 6, lanjut nge-oatmil karena males
masak dan katanya nanti di pos 6 Bambangan ada yang jual nasi uduk. Dengar nasi
uduk udah seneng banget keknya.
Tapi apalah daya, nasi uduk
tinggal nasi uduk, ga da yang jualan
karena hari itu adalah hari terakhir libur panjang. Dan kami merasa
masih strong atau lebih tepatnya setres tak tertolong tanpa mikir panjang kami
lanjut saja perjalanan sampai pos 9 plawangan. Jalan yang berdebu berasa
seperti film action yang berantem terus ada debunya gitu. Heheh
Pemandangan awan bak jajanan
harum manis putih dengan pemandangan gunung Sindoro, Sumbing dan Prau yang
begitu menawan rasanya mengobati rasa lelah yang merasuki.
Sampai di pos 9 Plawangan, Slamet
dengan gagah melambai seakan mengajak kami untuk terus maju.
Come on!!!
This is summit time!!!
Tanpa babibu kami memanjat
jalanan berbatu yang pas manjat aja udah mikir ini kalau turun gimana yak.
Sumpah pendakian kali ini saya
benar-benar jadi pendaki ngantukan. Sumpah sepanjang perjalanan ngantuk bener. Sampe
banyak paparazzi foto pas saya tidur. Ya biarlah.
Summit pun saya mencari batuan
besar nan teduh cuma untuk tidur sejenak memejamkan mata yang lelah. Kaki ini
mungkin masih kuat, tapi mata ini rasanya ngantuk pake banget.
Sampai di puncak pun saya
langsung tidur hehehe. Dan kami baru sadar ternyata bekal minum kami habis, ini
seperti mendaki dikala puasa.
Di puncak Slamet, 3.428 mdpl sudah
pasti ritualnya adalah berfoto.
Kami turun gunung pukul 16.30
WIB, tak perlu diceritakan seperti apa saya turun, karena yang jelas saya
banyak jatuhnya, tapi tak apa karena
justru disitu yang bikin deg deg ser sekaligus seru dan ngeri pastinya.
Tiba di Pos 9 Plawangan tepat
adzan Maghrib berkumandang, karena tidak ada persiapan headlamp kami turun
dengan senter hp. Alhamdulillah tiba di Pos 5 Cemara Sakti pukul 20.15.
Kami langsung masak makanan ajaib,
yup mie instan dan telur. Selesai makan kami harus packing persiapan turun
karena Senin kami semua harus masuk kerja. Kami turun pukul 22.30 WIB dan
sungguh sepanjang perjalanan kami ngantuk berat, jalan seperti orang setengah
mabuk hehehe bahkan ada teman kami yang nyaris jatuh terus karna jalan sambil
tidur. Ya salam….
Setelah jalan alon-alon asal
kelakon tibalah kami di Basecamp Cemara Sakti pukul 04.30 WIB. Yeaaah that’s
Monday.
Hello Monday, dan saya belum
tidur langsung berangkat kerja yang harusnya jam 07.00 jadi berangkat jam 09.00 karena panggilan darurat.
Ya sudahlah, yang penting rindu menggunung saya terobati
dan kini njarem menyelimuti.
OK!!! What’s next???
Ada ajakan Raung, Ciremai dan
Kerinci loh. hehehe
No comments:
Post a Comment