Sejarah Kabupaten Pemalang
Eksistensi Pemalang Berdasarkan
Data Sosio-Historis Sampai Abad XIX
Data Sosio-Historis Sampai Abad XIX
Keberadaan
Pemalang dapat dibuktikan berdasarkan berbagai temuan arkeologis pada
masa prasejarah. Temuan itu berupa punden berundak dan pemandian di
sebelah Barat Daya Kecamatan Moga. Patung Ganesa yang unik, lingga,
kuburan dan batu nisan di desa Keropak. Selain itu bukti arkeologis yang
menunjukkan adanya unsur-unsur kebudayaan Islam juga dapat dihubungkan
seperti adanya kuburan Syech Maulana Maghribi di Kawedanan Comal.
Kemudian adanya kuburan Rohidin, Sayyid Ngali paman dari Sunan Ampel
yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat.
Eksistensi
Pemalang pada abad XVI dapat dihubungkan dengan catatan Rijklof Van
Goens dan data di dalam buku W FRUIN MEES yang menyatakan bahwa pada
tahun 1575 Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau
Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja. Dalam perkembangan
kemudian, Senopati dan Panembahan Sedo Krapyak dari Mataram menaklukan
daerah-daerah tersebut, termasuk di dalamnya Pemalang. Sejak saat itu
Pemalang menjadi daerah vasal Mataram yang diperintah oleh Pangeran atau
Raja Vasal.
Pemalang dan Kendal pada masa sebelum abad XVII
merupakan daerah yang lebih penting dibandingkan dengan Tegal,
Pekalongan dan Semarang. Karena itu jalan raya yang menghubungkan daerah
pantai utara dengan daerah pedalaman Jawa Tengah (Mataram) yang
melintasi Pemalang dan Wiradesa dianggap sebagai jalan paling tua yang
menghubungkan dua kawasan tersebut.